By:
dr. Ilham Hariaji,MBiomed
Daftar Pustaka
Diabetes Melitus tipe 2 merupakan salah satu tipe
gangguan relatif dari kerja insulin dalam tubuh dimana reseptor insulin tidak
dapat berikatan dengan insulin dengan baik sehingga fungsi insulin untuk
membawa glukosa ke dalam sel menjadi terganggu yang mengakibatkan sel menjadi
kurang glukosa dan terjadinya penumpukan glukosa di dalam darah mengakibatkan
terjadinya peningkatan kadar glukosa darah.
Penanganan Diabetes Melitus tipe 2 diawali dengan
perbaikan pola hidup, berupa pengaturan pola makan dan olah raga, namun jika
perbaikan pola hidup saja belum dapat memperbaiki kadar glukosa darah, maka
diperlukan terapi farmakologi yang salah satunya adalah Metformin.
Metformin merupakan golongan Biguanid, obat ini
merupakan pilihan pertama dalam penanganan diabetes melitus tipe 2 yang baru
terdiagnosis, mekanisme kerja metformin melalui pengaruhnya terhadap kerja
insulin pada tingkat selular, distal dari reseptor insulin serta juga pada
efeknya menurunkan produksi glukosa hati. Metformin juga meningkatkan pemakaian
glukosa oleh sel usus sehingga menurunkan glukosa darah dan juga disangka
menghambat absorpsi glukosa dari usus pada keadaan sesudah makan. Penggunaan
Metformin relatif aman karena menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak
menyebabkan hipoglikemia, oleh karenanya tidak digolongkan sebagai obat
hipoglikemia namun digolongkan sebagai obat anti hiperglikemia.
Saat ini di Indonesia Metformin tersedia dalam sediaan
tablet 500 mg dan 850 mg, juga tersedia dalam bentuk kombinasi dengan obat oral
hipoglikemia lain. Dosis harian diawali dengan dosis rendah dan diberikan
bersamaan saat makan, namun lazim diberikan dalam dosis awal 3x500 mg sehari
beberapa saat setelah makan utama. Dosis harian metformin 250-3000 mg dengan lama kerja 6-8 jam dengan frekuensi pemberian 1-3 kali sehari.
Efek samping yang mungkin muncul paling sering adalah
gangguan gastrointestinal berupa mual, muntah, diare serta kecap logam, hal ini
dapat diatasi dengan penurunan dosis atau memberikan obat dari dosis rendah.
Pemberian pada pasien gangguan fungsi ginjal dan kardiovaskular dapat
menimbulkan peningkatan kadar asam laktat dalam darah yang dapat mengganggu
keseimbangan elektrolit dalam darah.
Kontraindikasi pemberian metformin pada kehamilan,
pasien penyakit hepar berat, penyakit ginjal dengan uremia dan penyakit jantung
kongestif, penyakit paru dengan hipoksia kronik. Pasien yang akan diberikan zat
kontras intravena atau yang akan menjalani operasi sebaiknya dihentikan dahulu.
Daftar Pustaka
Suherman
SK. Insulin dan antidiabetes oral. Farmakologi dan Terapi FK UI Edisi
5,2008;491-2
Sugondo
S. Perinsip pengobatan diabetes insulin dan obat hipoglikemik oral.Penatalaksaan
diabetes terpadu FKUI,2005;123-6